Perkembangan Pertumbuhan Desa Selerong 2014-2017


SELERONG - Melihat dari table statistik pertumbuhan yang ada, menunjukan Desa Selerong dari tahun 2014 sampai ke tahun 2017 mengalami penurunan pertumbuhan yang sangat signifikan dari berbagai sektor.

Hal ini tidak lain efek dari penurunan pendapatan daerah pasca tambang, dan juga pemangkasan APBD oleh pusat. Dan kurangnya lapangan pekerjaan menambah daftar panjang terjadinya penurunan pertumbuhan ini.

29 s/d 31 maret 2017, dilakukan Festival Desa Inovatif di Taman Budaya Mataram, Nusa Tenggara Barat. Dalam Festival ini, pokok bahasan yang diangkat adalah STRATEGI & KLASIFIKASI PENGEMBANGAN DESA, yang dibagi kedalam 4 katagori :

Katagori 1 : Desa Mandiri
Katagori 2 : Desa Maju
Katagori 3 : Desa Berkembang
Katagori 4 : Desa Tertinggal

Dalam Festival Desa Inovatif di Mataram, NTB. Menjelaskan bagaimana langkah-langkah kongkrit untuk Pengembangan Desa agar bisa menciptakan inovasi baru untuk pengembangan desa itu sendiri kedepannya.

Desa Selerong, setelah melalui berbagai macam verifikasi yang diwakilkan oleh HWD, dinyatakan masuk dalam katagori 3 yaitu “Desa Berkembang”.

Pengembangan Wisata, Pertania & Perkebunan :

Dalam database yang tercantum di Kementrian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi – Republik Indonesia, menyimpulkan dan menyarankan agar Desa Selerong lebih fokus pada 3 sektor :

1.    Sektor Wisata (45%)
Melihat potensi wisata local yang ada di Desa Selerong, bukan tidak mungkin ini akan menjadi trobosan bagi pemerintah desa kedepannya untuk meningkatkan pendapatan kas desa, yaitu dengan cara mengangkat kepermukaan tempat-tempat wisata yang ada, dan menjadikan’nya sebagai ikon kebanggan, seperti yang dilakukan oleh Pemerintah Desa Kedang Ipil.

2.    Sektor Pertania (60%)
Hampir 85% manyoritas penduduk Desa Selerong adalah petani, dan dengan lahan pertania yang cukup luas, menjadikan desa selerong sebagai salah satu desa yang sangat potensial untuk pengembangan pertania demi menunjang terjadinya keberlangsungan pembangunan ke arah yang lebih baik.

3.    Sektor Perkebunan (75%)
Hampir 63% lahan di Desa Selerong sekarang ini dikuasai oleh perkebunan kelapa sawit dan Hutan Tanam Indistri (HTI), ini menjadikan keuntungan tersendiri bagi Desa Selerong, karena kalau bisa memanfaatkan potensi ini dengan baik, bukan tidak mungkin kedepannya Desa Selerong tidak lagi bergantung pada ADD atau DD.

Meskipun masih banyak yang harus kita benahi, insaallah dengan tekad dan kemauan yang tinggi, kedepannya Desa Selerong akan bisa lebih baik dan lebih baik lagi. Marilah bersama-sama kita saling bergandengan tangan, menyatukan pikiran, dan saling menguatkan satu sama lain.

Untuk menciptakan Desa Selerong yang lebih baik, tidak mungkin hanya bisa dilakukan oleh 1 atau 2 orang saja, untuk menciptakan Desa Selerong ke arah yang lebih baik lagi perlu semua orang, perlu kerjasama, karena itulah “Jangan pernah berpikir, desa selerong hanyak milik sebagian orang, desa selerong ini adalah milik kita bersama, jadi marilah kita bangun bersama, baik-buruknya itu adalah tanggung jawab kita bersama”.

Sumber : Al Adhim M.